Sebuah band metal begajulan di kota Medan yang sedang mengejar mimpi idealis mereka menjadi rockstar setelah mendapat dana dari pembesar medan namun ternyata sengaja menjebak dan malah membuat mereka terlilit hutang.
Muhammad Adrai & Berhard Sirait
Empat sahabat kental, Riza, Olo, Mahfud dan Anwar membuat kenang-kenangan tak terlupakan lewat penampilan cadas band mereka dalam acara prom-night sekolahnya di Medan, tak hanya bagi teman-temannya namun juga guru-guru killer mereka yang menjadi objek penderita dalam lirik-lirik pedas pemberontakan bikinan Olo. Mereka pikir tak ada salahnya bikin sensasi, toh sudah lulus.
Wajah-wajah puas pun berubah seketika saat ijazah mereka ditahan pihak sekolah. Kontan mereka dimarahi oleh para orang tua dan berujung memberi mereka hukuman kerja ‘rodi’ bantu-bantu katering Mamaknya Olo. Cuma Olo, si biang kerok yang punya ide awal tak kelihatan kapoknya. Toh, Mamaknya jadi dapat pekerja gratis pikirnya. Beda dengan Riza yang sudah hancur imej nice boy di mata fans sekolahnya, rencana mencari beasiswa kuliah musik di Korea pun pupus. Begitu juga dengan Anwar yang berniat menghindari kewajiban meneruskan usaha keluarga, Mahfud yang dari keluarga terpandang pun jadi lesu melihat nasib mereka setahun ke depan dalam seragam pelayan katering.
Suatu saat, Mamak Olo mendapat proyek katering di rumah Pak Katua, seorang pembesar di Medan, pemilik perkebunan kelapa sawit dengan duitnya yang tak berseri, mengadakan pesta ulang tahun untuk keponakannya Rini, gadis cantik yang mempesona. Riza, Olo, Mahfud dan Anwar yang sedang bertugas pun berhasil mencuri kesempatan menggantikan band yang terlambat datang ke acara dan membuat semua terpesona dengan penampilan mereka, termasuk Pak Katua dan Rini yang tak bisa melepaskan pandangannya kepada Riza.
Setelah penampilan mereka, hasrat untuk serius nge-band meningkat di tengah muak kerja rodi mereka, Olo dengan ide nan cemerlangnya membuat siasat meyakinkan Pak Katua untuk menjadi investor bandnya memanfaatkan Rini yang terlihat kepincut dengan Riza. Walaupun awalnya ragu, Riza pun menjalankan rencana Olo dan dengan mudah Pak Katua pun menyetujuinya melihat kedekatan Rini dan Riza.
Dengan dana yang didapat, mereka leluasa membuat rekaman bahkan menghamburkannya dengan membuat promosi dan merchandise seolah sudah menjadi rockstar, namun kenyataan berkata lain. Radio-radio tak ada yang tertarik, panggilan manggung tak juga muncul dan tak banyak yang mendengar musik mereka, apalagi kontak dari label. Kekecewaan mereka berubah menjadi horor ketika tersadar setelah membaca kembali kontrak dengan Pak Katua bahwa ternyata dana yang mereka dapat bukanlah investasi melainkan pinjaman berbunga tinggi dengan jatuh tempo yang sesingkat-singkatnya.
Bagaimana nasib band mereka ditengah keterpurukan dan akankah mereka dapat mengatasi masalah hutang yang melilit?
Kepemilikan kekayaan intelektual dipegang oleh Sekongkol Story House (CV Selamat Kongsi Sejahtera). Baik dokumen ini maupun informasi apa pun yang terkandung di sini tidak boleh direproduksi dalam keadaan apa pun tanpa izin tertulis dari otoritas pemilik. Perlu diketahui bahwa, penyalinan, pendistribusian atau penggunaan dokumen ini dan informasi yang terkandung di dalamnya sangat dilarang dan dilindungi oleh undang-undang.