Otis seorang pengacara kondang bersama Sarman, supirnya yang seorang mantan tentara yang pernah di Timor Timur berangkat ke Jakarta ke acara ulang tahunnya ke-71 sekaligus peluncuran biografinya di sebuah hotel bintang lima. Pesta itu dihadiri anak-anak, tim kerja, kerabat, dan para penulis biografi. Setelah beberapa kerabat dan tokoh penting memberikan sambutan kesan dan pesan, Otis berikan pernyataan bahwa terhitung mulai hari itu bahwa ia secara pribadi sebagai pengacara tidak akan lagi menerima kasus

Saat hendak pulang, Otis diantar oleh anak perempuan sulungnya, Lovia, kemudian pamit kepadanya, namun tiba-tiba muncul sesosok misterius, Hanya dalam hitungan sepersekian detik, peluru menerjang meninggalkan jejak di ujung selongsong pistol yang digenggam seorang gadis bergaun hitam. Bahu Otis tertembak mengeluarkan banyak darah dan ia terjatuh pingsan. Keadaan menjadi histeria sementara sang penembak menghilang ditelan asap mesiu.

Di rumah sakit, Otis siuman. Mince, sekretarisnya ditemani Tegas, seorang penulis yang sedang mengerjakan biografinya menemani Otis saat itu. Otis bertanya-tanya siapa yang menembaknya, namun Mince dan Tegas mengaku hanya mengingat gaun hitam saja. Otis pun menyuruh Tegas menyelidikinya dari semua kasus yang pernah ia tangani.

Beberapa lama kemudian, Tegas mendapati berkas dari penelitiannya berita mengenai kehidupan pribadi Otis yang pernah dituntut karena menghamili seorang perempuan namun kalah dalam persidangan. Tegas samar-samar mengenali paras perempuan itu mirip dengan gadis bergaun hitam. Akhirnya Otis bersama Tegas menyelidiki bersama mencari perempuan itu yang bernama Rine.

Sampai suatu ketika dalam proses penyelidikan Otis mendapat telepon bahwa istrinya Mince mengalami kecelakaan. Mobil yang ditumpanginya ditabrak truk. Mince selamat, luka-luka ringan, namun anaknya, Lovia diculik.

Siapakah gadis bergaun hitam? Apa yang akan terjadi dengan Lovia?